with friend

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 03 Juni 2013

Standar Pengkabelan Dengan Konektor RJ-4


1. EIA/TIA-568A & EIA/TIA-568B merupakan standar internasional pengkabelan dengan jack RJ-45 dan kabel UTP/STP kategori 3, 5, dan 6 (4 twisted pair) yang digunakan dalam teknologi ethernet dan PABX. Dua standar (A & B) digunakan untuk crossover cable. Ujung satu dengan standar A, dan ujung lainnya dengan standar B.
2.     Urutan dengan standar EIA/TIA-568A (putih hijau, hijau, putih orange, biru, putih biru, orange, putih coklat, coklat) dan EIA/TIA-568B (putih orange, orange, putih hijau, biru, putih biru, hijau, putih coklat, coklat) biasa digunakan untuk interkoneksi antar hardware maupun antar jaringan. Penggunaan susunan yang lain diperbolehkan, namun harus memenuhi kriteria pada no. 3 dan seterusnya.
3.  Pin 1 & 2, dalam ethernet digunakan sebagai Tx. Untuk menghindari interferensi, maka harus dijadikan 1 pair (biasanya putih orange – orange atau putih hijau – hijau) untuk memenuhi kebutuhan elektris dalam protokol high-speed-LAN.
4. Pin 3 & 6, dalam ethernet digunakan sebagai Rx. Untuk menghindari interferensi, maka harus dijadikan 1 pair (biasanya putih orange – orange atau putih hijau – hijau) untuk memenuhi kebutuhan elektris dalam protokol high-speed-LAN.
5.      Pin 4 & 5 (dalam wikipedia disebut sebagai “the central two pins”) digunakan untuk membawa sinyal telepon (internet bukan hanya ethernet) atau sinyal suara dalam standar telekomunikasi. Bahkan RJ-11 bisa dimasukkan ke port RJ-45. Untuk keperluan ini, sudah seharusnya jadi 1 pair di tengah (biasanya biru – biru putih)
6.    Pin 7 & 8, biasanya digunakan untuk teknologi Power over Ethernet (PoE), yaitu untuk meningkatkan power pada perangkat VOIP, wireless LAN access point, webcam, ethernet hub, komputer, dan perangkat lain yang tidak memungkinkan untuk memberikan suplai power secara terpisah.
7.   Dalam hal ini tentunya pin 7 & 8 harus merupakan 1 pair (biasanya putih coklat – coklat).

Kesimpulannya, susunan warna lain diperbolehkan, asal tiap pair tetap dibedakan penempatan berdasarkan fungsinya agar mendukung penggunaan hardware selain PC dalam jaringan. Ingat, internet tidak hanya berisi PC.

DHCP


Pengertian
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasianalamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.

Cara Kerja
Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.
·DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat “menyewakan” alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT ServerWindows 2000 ServerWindows Server 2003, atau GNU/Linuxmemiliki layanan seperti ini.
·DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT WorkstationWindows 2000 ProfessionalWindows XPWindows Vista, atauGNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini.

DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.

DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan “penyewaan” alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:
1.   DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif
2.   DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
3.   DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
4. DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.

Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.

Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP servertersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.

Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.

Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.

DHCP Scope
DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.

DHCP Lease
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagaiReservation.

DHCP Options
DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.

VLAN (VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK)

PENGANTAR
Pemanfaatan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data hingga saat ini semakin meningkat. Kebutuhan atas penggunaan bersama resources yang ada dalam jaringan baik software maupun hardware telah mengakibatkan timbulnya berbagai pengembangan teknologi jaringan itu sendiri. Seiring dengan semakin tingginya tingkat kebutuhan dan semakin banyaknya pengguna jaringan yang menginginkan suatu bentuk jaringan yang dapat memberikan hasil maksimal baik dari segi efisiensi maupun peningkatan keamanan jaringan itu sendiri.
Berlandaskan pada keinginan-keinginan tersebut, maka upaya-upaya penyempurnaan terus dilakukan oleh berbagai pihak. Dengan memanfaatkan berbagai tekhnik khususnya teknik subnetting dan penggunaan hardware yang lebih baik (antara lain switch) maka muncullah konsep Virtual Local Area Network (VLAN) yang diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik dibanding Local area Network (LAN).

PENGERTIAN
VLAN merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN , hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan. Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan jaringan menjadi sangat fleksibel dimana dapat dibuat segmen yang bergantung pada organisasi atau departemen, tanpa bergantung pada lokasi workstation seperti pada gambar dibawah ini

Gambar Jaringan VLAN



BAGAIMANA VLAN BEKERJA
VLAN diklasifikasikan berdasarkan metode (tipe) yang digunakan untuk mengklasifikasikannya, baik menggunakan port, MAC addresses dsb. Semua informasi yang mengandung penandaan/pengalamatan suatu vlan (tagging) di simpan dalam suatu database (tabel), jika penandaannya berdasarkan port yang digunakan maka database harus mengindikasikan port-port yang digunakan oleh VLAN. Untuk mengaturnya maka biasanya digunakan switch/bridge yang manageable atau yang bisa di atur. Switch/bridge inilah yang bertanggung jawab menyimpan semua informasi dan konfigurasi suatu VLAN dan dipastikan semua switch/bridge memiliki informasi yang sama. Switch akan menentukan kemana data-data akan diteruskan dan sebagainya atau dapat pula digunakan suatu software pengalamatan (bridging software)
yang berfungsi mencatat/menandai suatu VLAN beserta workstation yang didalamnya.untuk menghubungkan antar VLAN dibutuhkan router.

TIPE TIPE VLAN
Keanggotaan dalam suatu VLAN dapat di klasifikasikan berdasarkan port yang di gunakan , MAC address, tipe protokol.
1. Berdasarkan Port
Keanggotaan pada suatu VLAN dapat di dasarkan pada port yang di gunakan oleh
VLAN tersebut. Sebagai contoh, pada bridge/switch dengan 4 port, port 1, 2, dan 4 merupakan VLAN 1 sedang port 3 dimiliki oleh VLAN 2, lihat tabel:

Tabel port dan VLAN
Port 1 2 3 4
VLAN 2 2 1 2

Kelemahannya adalah user tidak bisa untuk berpindah pindah, apabila harus berpindah maka Network administrator harus mengkonfigurasikan ulang.

2. Berdasarkan MAC Address
Keanggotaan suatu VLAN didasarkan pada MAC address dari setiap workstation /komputer yang dimiliki oleh user. Switch mendeteksi/mencatat semua MAC address yang dimiliki oleh setiap Virtual LAN. MAC address merupakan suatu bagian yang dimiliki oleh NIC (Network Interface Card) di setiap workstation.
Kelebihannya apabila user berpindah pindah maka dia akan tetap terkonfigurasi sebagai anggota dari VLAN tersebut.Sedangkan kekurangannya bahwa setiap mesin harus di konfigurasikan secara manual , dan untuk jaringan yang memiliki ratusan workstation maka tipe ini kurang efissien untuk dilakukan.

Tabel MAC address dan VLAN
MAC address 132516617738 272389579355 536666337777 24444125556
VLAN 1 2 2 1

3. Berdasarkan tipe protokol yang digunakan
Keanggotaan VLAN juga bisa berdasarkan protocol yang digunakan, lihat tabel

Tabel Protokol dan VLAN
Protokol IP IPX
VLAN 1 2

4. Berdasarkan Alamat Subnet IP
Subnet IP address pada suatu jaringan juga dapat digunakan untuk mengklasifikasi
suatu VLAN

Tabel IP Subnet dan VLAN
IP subnet 22.3.24 46.20.45
VLAN 1 2

Konfigurasi ini tidak berhubungan dengan routing pada jaringan dan juga tidak mempermasalahkan funggsi router.IP address digunakan untuk memetakan keanggotaan VLAN.Keuntungannya seorang user tidak perlu mengkonfigurasikan ulang alamatnya di jaringan apabila berpindah tempat, hanya saja karena bekerja di layer yang lebih tinggi maka akan sedikit lebih lambat untuk meneruskan paket di banding menggunakan MAC addresses.

5. Berdasarkan aplikasi atau kombinasi lain
Sangat dimungkinkan untuk menentukan suatu VLAN berdasarkan aplikasi yang dijalankan, atau kombinasi dari semua tipe di atas untuk diterapkan pada suatu jaringan. Misalkan: aplikasi FTP (file transfer protocol) hanya bias digunakan oleh VLAN 1 dan Telnet hanya bisa digunakan pada VLAN 2.

PERBEDAAN MENDASAR ANTARA LAN DAN VLAN
Perbedaan yang sangat jelas dari model jaringan Local Area Network dengan Virtual Local Area Network adalah bahwa bentuk jaringan dengan model Local Area Network sangat bergantung pada letak/fisik dari workstation, serta penggunaan hub dan repeater sebagai perangkat jaringan yang memiliki beberapa kelemahan. Sedangkan yang menjadi salah satu kelebihan dari model jaringan dengan VLAN adalah bahwa tiap-tiap workstation/user yang tergabung dalam
satu VLAN/bagian (organisasi, kelompok dsb) dapat tetap saling berhubungan walaupun terpisah secara fisik. Atau lebih jelas lagi akan dapat kita lihat perbedaan LAN dan VLAN pada gambar dibawah ini.

Gambar konfigurasi LAN




Terlihat jelas VLAN telah merubah batasan fisik yang selama ini tidak dapat diatasi oleh LAN. Keuntungan inilah yang diharapkan dapat memberikan kemudahan-kemudahan baik secara teknis dan operasional.

rancang bangun jaringan satu lantai beberapa ruangan




LANGKAH KERJA
Langkah kerja pada kasus ini dibagi menjadi dua tim yang memiliki fungsi yang berbeda, dimana tim yang pertama bertugas sebagai tim yang mengkonfigurasi router dan tim yang kedua bertugas sebagai tim yang mengkonfigurasi router sebagai bridge atau switch.
Berikut pembagian tugasnya :
1.       Tim / kelompok pengkonfigurasi router : Kelompok 2
2.       Tim / kelompok pengkonfigurasi bridge :
a.       Bridge 1 : Kelompok 1 dan Kelompok 7
b.      Bridge 2 : Kelompok 4 dan kelompok 8
c.       Bridge 3 : Kelompok 5 dan kelompok 9
d.      Bridge 4 : Kelompok 6 dan kelompok 10

A.      Langkah kerja pengkonfigurasi router
1.       Nyalakan perangkat – perangkat yang akan digunakan pada studi kasus kali ini, dimana perangkat utamanya adalah komputer dan mikrotik router board.
2.       Hubungkan komputer dengan perangkat router menggunakan media kabel UTP Straight melewati port 1 yang tersedia diperangkat mikrotik.
3.       Pada komputer yang sudah terkoneksi secara fisik dengan mikrotik, buka winbox yang sudah tersedia (bisa didownload langsung dari mikrotik atau di website resmi mikrotik). Kemudian klik menu browse dan pilih mac address atau ip address yang tersedia di kolom daftar dan kemudian klik connect.
4.       Setelah masuk kedalam interface winbox, maka kita akan melihat konfigurasi default yang sudah terpasang di mikrotik tersebut. Untuk itu kita perlu melakukan reset sistem sehingga kita dapat melakukan konfigurasi sesuai dengan kebutuhan kita.
5.       Bukalah sebuah terminal beru dengan mengklik menu new terminal yang terletak di menubar sebelah kiri winbox. Setelah terminal terbuka, ketikkan “sys reset” ( tanpa tanda petik) kemudian akan ada peringatan apakah ingin mereset atau tidak, tekan “y”.
6.       Kemudian akan muncul popup dilayar kita yang menyatakan bahwa koneksi ke router sudah terputus. Ini dikarenakan saat kita mereset maka ip address yang terkonfigur di mikrotik tadi ikut hilang dan juga router otomatis melakukan restart.
7.       Setelah keluar dari winbox, buka kembali winbox yang baru dan cari kembali perangkat mikrotik kita dengan mengklik tombol browse dan pilih perangkat tersebut setelah terlihat dan klik connect.
8.       Pada saat kita telah kembali masuk ke interface winbox, maka akan ada sebuah jendela yang memberikan kita pilihan apakan akan menghapus konfigurasi dari pabrik atau akan membiarkannya saja. Untuk ini, kita pilih Remove Configuration sehingga seluruh setingan yang ada di mikrotik akan hilang dan kita dapat menyeting sendiri sesuai dengan kebutuhan kita.

9.       Setelah itu langkah selanjutnya adalah memberikan ip address pada setiap port yang tersedia sesuai dengan kebutuhan yang telah di jabarkan diawal tadi.
10.   Klik menu IP à Address à [+], kemudian akan muncul jendela yang meminta kita untuk memasukkan konfigurasi untuk menambah ip address pada port yang kita tentukan tersebut. Port yang digunakan dimulai dari port 2 sampai port 5. Port 1 dicadangkan jika terjadi sesuatu nantinya, seperti jika ingin terkoneksi ke jaringan internet. Berikut printscreen untuk setingan ethernet 2 sampai ethernet 5.



11.    Karena kita akan menggunakan access point sebagai salah satu media untuk terkoneksi ke router, maka kita harus mengaktifkan wifi yang secara default tersetting disable. Caranya adalah buka menu wireless kemudian pada list yang tersedia terdapat sebuah wla yang berwarna buram karena dinonaktifkan. Untuk itu klik 2x pada wlan tersebut dan kemudian klik enable untuk mengaktifkannya.
12.   Setelah itu klik tab wireless masih di jendela untuk mengaktifkan wireless tadi, kemudian pada bagian mode, ganti menjadi ap bridge, kemudian klik tombol OK.
13.   Untuk mempermudah client terkoneksi ke jaringan yang kita buat, maka penggunaan IP DHCP sangatlah membantu disini. Untuk itu kita perlu mengkonfigurasi router supaya dapat memberikan IP secara dinamis kepada client yang ingin terkoneksi dengan router kita. Caranya adalah klik menu IP à DHCP àDHCP Setup. Kemudian atur ethernet berapa yang akan kita pilih untuk diberikan ip dinamis kepada client (dalam kasus ini semua ethernet diberikan ip dhcp). Secara default saat kita membuat ip dhcp, sistem akan menawarkan ip yang akan diberikan kepada client secara otomatis, kita dapat melakukan perubahan sesuai dengan kebutuhan kita. Pada kasus ini kareba menggunakan subnetting /28, maka ip yang dapat dipakai persubnet nya hanya 14 host saja, untuk itu maka kita cukup menggunakan ip yang sudah terseting secara otomatis oleh sistem saja pada saat sistem meminta untuk menginputkan range ip yang akan diberikan ke client pada setiap ethernetnya. Sistem juga akan meminta untuk memasukkan DNS Server, disini cukup isikan saja 10.1.1.5.



 
14.   Konfigurasi untuk router telah selesai.



B.      Langkah kerja pengkonfigurasi bridge.
1.       Untuk persiapan awal hingga melakukan reset sistem, sama seperti cara untuk mengkonfigurasi router diatas.
2.       Setelah sistem direset, maka setingan yang ada di dalam routerpun sudah tidak ada.
3.      
Kemudian klik menu Interface à [+] (tanda tambah), dan lakukan setingan seperti berikut.


 
4.       Kemudian pilih tab ports, dan tambahkan semua port yang akan difungsikan sebagai swtich. Lakukan langkah seperti berikut.

5.       Sehingga hasilnya akan menjadi seperti berikut, dan router sudah bisa difungsikan sebagai switch.




perancangan jaringan 4 lantai

   Perancangan jaringan menggunakan teknik bridge dengan topologi star untuk antar lantai dan dalam lantai. Terdiri dari Router  utama, router 1, router 2, dan router 3. Antara router semuanya sling terhubung serperti gambar dibawah ini:





Alat dan Bahan yang dipakai yaitu :
1.         Komputer
2.         Router / switch
3.         Kabel  jaringan (Straight dan Cross)


Untuk melakukan konfigurasi pada masing-masing router, kita akan melakukannya secara satu-satu.
Dimana disini akan kita lakukan pengaturan pada router utama, router1, router2 dan router 3.

1. Pengaturan Router Utama
  1. Buka aplikasi winbox, dan pilih connect
  2. Reset Router Mikrotik Anda dengan masuk ke menu New Terminal> Ketik perintah: sys reset lalu ENTER kemudian tekan tombol Y.
  3. Jalankan kembali aplikasi Winbox-nya sampai benar-benar jalan
  4.  Atur IP address untuk wireless LAN dengan mengklik “IP > Addresses  > + >”  

                               
5.  Kemudian klik menu wireless dan enable-kan wireless yang telah ada dalam list tersebut dengan meng-klik tanda checklist ().  Lalu double click dan atur SSID-nya melalui tab wireless. Ubah mode menjadi ap bridge.

                                       

                                                     

6. Atur DHCP melalui menu IP > DHCP Server. Klik DHCP Setup dan klik next. Untuk Interface-nya pilih wlan1. Pada bagian DNS Server, masukkan alamat IP DNS10.1.1.5 dan 10.1.1.3.
                                                          
7. Lalu atur OSPF melalui menu Routing > OSPF. Pilih tab networks,  atur seperti gambar di bawah. Alamat IP 192.168.1.0/24 untuk backbone. 
                                                    
8. Kemudian atur NAT untuk access ke Internet melalui menu  IP > Firewall,  tab NAT.  Atur seperti gambar di bawah.

,kemudian atur seperti gambar dibawah ini:
Isikan:
·         Chain                    : srcnat
·         Out. Interface      : wan
·         Klik Action dan pilih masquerade
lalu klik OK
                                          

9. Pengaturan Router Utama Selesai

Untuk pengaturan selanjutnya yaitu router 1, router2 dan router 3, dapa di sedot disini.

Cara Setting Mikrotik RB750 via Winbox

Tutorial Cara Setting Mikrotik RB750 via Winbox - Mikrotik RB750 adalah salah satu jenis RouterBoard Mikrotik yang paling banyak digunakan karena harganya yang murah meriah. Mikrotik RB 750 memiliki 5 buah port ethernet 10/100, dengan prosesor baru Atheros 400MHz dan sudah termasuk dengan lisensi level 4. Sayangnya RB750 tidak memiliki interface Wireless, sehingga tidak dapat langsung digunakan untuk membuat wireless Hotspot. Agar dapat membuat wireless Hotspot perlu ditambahkan perangkat tambahan sebagai Access Point.
Oke, kali ini  akan membahas tentang Tutorial Cara Setting Mikrotik RB750 via Winbox dari awal. Tutorial ini dikhususkan bagi anda yang baru menggunakan Mikrotik RB750 ini (newbie). Oke mari kita Belajar Mikrotik RB750 bersama.

Cara Mengakses Mikrotik RB750

Silakan nyalakan Mikrotik RB750 nya, hubungkan port ether 1 ke PC menggunakan kabel UTP straight. Jika beru pertama kali dinyalakan maka konfigurasi default IP address ether 1 nya adalah 192.168.88.1. Silakan anda ganti IP address ethernet PC anda ke 192.168.88.2. Kalau sudah anda bisa mengakses mikrotik dengan Winbox, putty, telnet, atau webfig. Caranya silakan anda baca artikel ini 4 cara dalam mengakses Mikrotik. Namun saya sarankan anda menggunakan Winbox untuk mengakses Mikrotik RB750 nya agar lebih mudah. Silakan anda Download Winbox Mikrotik disini.
Namun jika anda ingin mencoba mengakses Mikrotik RB750 nya menggunakan basis text, misal menggunakan ssh (putty) atau telnet anda bisa mempelajari perintah dasar yang sering digunakan di Mikrotik disini Kumpulan Perintah-perintah Dasar Mikrotik RouterOS.

Setting Mikrotik RB750 untuk Internet Speedy

Berikut ini adalah cara Setting Mikrotik RB750 dengan koneksi Internet Speedy. Disini dial ke Speedy nya langsung dari Mikrotik, tidak menggunakan modem ADSL.
1. Silakan set Modem ADSL anda ke mode ‘BRIDGE’, jadi kalo masih mode ‘PPPoE’ silahkan di ‘RESET’ modemnya & setting ulang.

2. Reset juga  Mikrotik RB750 nya bila masih baru atau menggunakan setting default bawaan Mikrotik. Caranya :
- Pada Winbox Pilih Menu System --> Reset Configuration --> Reset Configuration

- Reboot Mikrotik

3. Selanjutnya, kita mulai dengan Log In Winbox dan memilih Mac Address (Jangan IP Address) untuk koneksi ke Mikrotik.

4. Ganti nama Interface nya
Pada Winbox Pilih Menu Interface
Klik [+] klik 2x ether1 Name=Speedy
Klik [+] klik 2x ether2 Name=Lokal

5. Ganti IP Address Mikrotik
Pada Winbox Pilih Menu New Terminal, ketik :

/ip address
Copy-Paste kode berikut :
add address=192.168.0.1/24 network=192.168.0.0 broadcast=192.168.0.255 interface=Lokal
add address=192.168.1.2/24 network=192.168.1.0 broadcast=192.168.1.255 interface=Speedy

6. Menambahkan PPP – PPPoE Client
Pada Winbox Pilih Menu PPP – klik [+] - PPPoE Client
Tab General Name=pppoe-speedy1 Interfaces=Speedy
Tab Dial Out Service=internet User= ****01***2**@telkom.net (Username Speedy Anda) Password=(Password Speedy Anda) Profile=Default Checklist pada Pilih Menuan ‘Add Default Route & User Peer DNS’, Pilih Menuan Allow Checklist semua, OK.

7. Menambahkan DNS
Pada Winbox Pilih Menu IP --> DNS --> Setting
Bila DNS Server  sudah muncul, tinggal memberi checklist pada Pilih Menuan ‘Allow Remote Requests’, OK
Gunakan juga DNS Server tersebut untuk PC Billing & PC Client Anda
Untuk lebih jelasnya tentang DNS silakan baca artikel ini Cara Konfigurasi DNS Server Mikrotik.

8. Mengganti TCP/IP PC-BILLING / PC CLIENT
Setting terlebih dahulu PC/Komputer yang digunakan untuk proses instalasi mikrotik anda. Caranya :
Buka Control Panel – Network Connection – Local Area Connection – Klik kanan & Pilih Menu Properties – Internet Protocol (TCP/IP) – Properties.
Use the Following IP Address: IP Address = 192.168.0.2 Subnet Mask = 255.255.255.0 Gateway = 192.168.0.1
Use the Following DNS Server Addresses: Gunakan DNS Server & Alternatif DNS Server yang ada pada setting DNS Tadi.
Setting Mangle TCP/UDP Port

9. Mengganti Time Zone pada NTP
Karena beberapa RouterBoard/Mikrotik tidak menggunakan Battere CMOS, agar zona waktu RouterBoard/Mikrotik berjalan normal maka harus kita setting.
Pada Winbox Pilih Menu System --> NTP Client
Untuk lebih jelasnya silakan lihat disini Apa itu NTP? Setting NTP Client di Mikrotik.

10. Menambahkan konfigurasi Firewall NAT (Network Address Translation)
Pada Winbox Pilih Menu IP --> Firewall --> Tab NAT atau buka New Terminal dan ketik :
/ip firewall nat
add chain=srcnat src-address=192.168.0.0/24 out-interface=pppoe-speedy1 action=masquerade comment=”NAT from 192.168.0.0/24 output to Speedy”
add chain=srcnat src-address=192.168.0.2 out-interface=Lokal action=masquerade comment=” NAT from 192.168.0.2 output to Lokal”

Sampai disini Mikrotik RB750 anda seharusnya sudah bisa melakukan koneksi ke Internet, silahkan coba melakukan di Mikrotik nya dan coba browsing dari PC Client. Jika berhasil berarti Setingan sudah benar.